Wednesday 12 September 2007

Ucapkanlah ALHAMDULILLAH . . .

Suatu masa dulu, diri ini sentiasa mengeluh. Itu tak kena, ini tak kena, itu tak cukup, ini tak cukup. Mengapa hidupku tak sesempurna insan lain? Mengapa insan di sampingku yang sentiasa bernasib lebih baik? Mengapa dia yang dapat kerja yang kami apply bersama tu, why not me? Aku tolong dia dalam buat assignments, tapi kenapa markah aku lebih rendah daripada dia? Dan banyak lagi persoalan yang meluahkan ketidakpuasan hati terhadap nasib dan hidup diri ini. Namun, selepas sekian lama berfikir dan merenung kembali hakikat penciptaan diri, saya terus tersedar: betapa selama ini saya tidak bersyukur . . .

Aduhai diri...sebenarnya terlalu banyak nikmat yang telah Allah SWT kurniakan...Nikmat yang paling besar sekali ialah hidup dalam nafas Islam; bukan semua bertuah dan dipilih-Nya. The second nikmat is dijadikan sebagi makhluk yang paling sempurna ciptaan-Nya, iaitu manusia. Kalau nak dihitung nikmat-nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita sejak kita dalam kandungan ibu lagi, pasti kita pun lost count. Terlalu banyak!!! Dan syukur alhamdulillah, kita masih bernafas lagi sebagai seorang Islam sampai ke saat ini. . .

Allah SWT memang menghendaki kita supaya bersyukur atas setiap nikmat yang telah dikurniakan oleh-Nya. Antara ayat-ayat al-Qur'an yang mengingatkan kita tentang tuntutan bersyukur adalah:

  1. "Kerana itu, ingatlah kamu kepada-Ku, nescaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku". (Al-Baqarah: 152)
  2. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu sembah". (Al-Baqarah: 172)
  3. "Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang tertentu waktu-Nya. Sesiapa yang menghendaki pahala dunia, nescaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan sesiapa yang menghendaki pahala akhirat, Kami berikan pula pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur". (Al-'Imran: 145)
  4. "Dan ingatlah juga , tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim: 7)
  5. ". . .Dan sesiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan sesiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (Al-Naml: 40)
  6. "Dan kerana rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirehat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari kurnia-Nya pada siang hari dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (Al-Qasas: 73)
  7. ". . . Dan sesiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan sesiapa yang tidak bersyukur, maka Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (Luqman: 12)
  8. "Kerana itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu menjadi orang-orang yang bersyukur." (Al-Zumar: 66)
Sebenarnya banyak lagi ayat-ayat al-Qur'an mengingatkan kita tentang syukur, tapi cukuplah dengan 8 ayat-ayat di atas yang saya rasa cukup jelas; clear-cut.


Banyak cara yang kita boleh lakukan untuk menzahirkan rasa bersyukur kita kepada-Nya, bukan terhad kepada mengucapkan Alhamdulillah saja. Kita boleh berinfaq, bantu kawan-kawan yang mengalami masalah (esp financial problems) dan banyak lagi. Just give freely tanpa mengharap balasan selain daripada balasan dan keredhaan-Nya. Dan jangan bandingkan diri sendiri dengan orang yang lebih daripada kita, tapi bandingkan dengan orang yang kurang beruntung daripada kita, supaya kita sentiasa bersyukur betapa diri kita bernasib lebih baik. At the other parts of the world, some people don't even have the chance to taste the food that we are eating everyday . . . or to sleep on a bed . . . or to know their parents . . . or to have whatever we have today.



Kita semua tahu itu, tapi fitrah manusia: kita selalu lupa:

". . . Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih." (Saba': 13)


2 comments:

Anonymous said...

best example2 mengeluh yg syafwah tulis..practical daily life situations...

Anonymous said...

Ketika Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan puncak kenikmatan dunia, beliau berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40). Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78).

Dua kisah yang bertolak belakang di atas menghasilkan akhir kesudahan yang berbeda. Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan karunia di dunia dan akhirat. Sedangkan Qarun mendapat adzab di dunia dan akhirat karena kekufurannya akan nikmat Allah.

Demikianlah, fragmen hidup manusia tidak terlepas dari dua golongan tersebut. Golongan pertama, manusia yang mendapatkan nikmat Allah dan mereka mensyukurinya dengan sepenuh hati. Dan golongan kedua, manusia yang mendapatkan banyak nikmat lalu mereka kufur. Golongan pertama yaitu para nabi, shidiqqin, zullada, dan shalihin (An-Nisa’: 69-70). Golongan kedua, mereka inilah para penentang kebenaran, seperti Namrud, Fir’aun, Qarun, Abu Lahab, Abu Jahal, dan para pengikut mereka dari masa ke masa.

Secara umum bahwa kesejahteraan, kedamaian dan keberkahan merupakan hasil dari syukur kepada Allah sedangkan kesempitan, kegersangan dan kemiskinan akibat dari kufur kepada Allah. (An-Nahl 112)

baca lagi kat:
http://www.dakwatuna.com/index.php/tazkiyatun-nafs/2007/syukur/